Minggu, 11 Mei 2014

naskah drama


naskah ini hampir mirip dengan cerita cinderlela. hanya saja, ada sedikit aransemen saja...



CINDERBULLY

            Suatu hari, hiduplah seorang putri yang bernama “CINDERBULLY”. Dia hidup sebatangkara. Namun kini, ia tinggal bersama ibu tiri dan kedua kakak tirinya. Pada suatu pagi Cinderbully sedang menjemur pakaian, dan ibu tirinya sedang bersantai dihalaman. Tanpa sengaja, Cinderbully menjatuhkan pakaian kesayangan milik ibu tirinya. Dan seketika ibu tirinya pun marah melihat pakaian nya jatuh penuh dengan lumpur.

Ibu tiri : ”Cinderbully, apa yang kamu lakukan ? kamu telah menjatuhkan baju kesayanganku. Sekarang bajuku kotor, dasar anak tidak tau diuntung!”
Pelayan : (tiba – tiba datang) ”maaf bu, ibu manggil saya ?”
Ibu tiri : ”siapa yang manggil kamu!”
Pelayan : ”ibu sudah lupa yah ? nama saya kan Untung.”
Ibu tiri              :”Berisik kamu, tugas kamu itu di belakang sana, understand ?”
Perlayan : ”Understamp ? under kan bawah, stamp kan perangko, memangnya ada apa di bawah perangko?”
Ibu Tiri : ”heuuuhhh ...!” (pegi)
Pelayan : (bingung)
Ibu tiri : (berhenti sejenak) kenapa saya yang pergi, harusnya kan dia, (bingung, kemudian balik lagi) ”heh, yang seharusnya pergi itu kamu bukan saya. Sekarang kamu pergi sana.”
Cinderbully : (tertawa kecil)
Ibu tiri : (melirik Cinderbully) ”jangan cengengesan kamu! Baju saya bagaimana ini, hah? Sekarang kamu cepat masuk gudang, dan kamu tidak akan dapat jatah makan selama satu minggu.”
cinderbully : ”apa? (terkaget) ta,, tapi ?”
Ibu tiri : ”tapi, tapi, tidak ada tapi – tapian!”
Cinderbully : (tertunduk) ”i,, iyah, maafkan saya bu. Tapi sungguh bu, saya tidak sengaja menjatuhkannya.”
Ibu tiri : ”banyak omong kamu, cepat masuk!”

            Ibu tiri Cinderbully tidak memperdulikan kata – kata Cinderbully dan langsung mendorong Cinderbully masuk ke gudang sampai terjatuh. Cinderbully menangis, tiba – tiba muncul sosok makhluk.

Gatot : ”oh Cinderbully yang cantik jelita menawan hati bagai bunga yang mekar di pagi hari dan bulan purnama yang berseri – seri dimalam hari. Mengapa dirimu bersedih ?”
Cinderbully : ”kamu siapa?” (terkejut)
Gatot : ”apa? Kamu tidak mengenali aku? Apakah kamu tidak melihat penampilanku?
Cinderbully : (menggelengkan kepala sambil memandang bingung)
Gatot : ”emn,, kalau begitu izinkan saya memperkenalkan diri. Perkenalkan nama saya Gatot. Dalam bahasa jawa disebut Kaca. Jadi, kamu bisa panggil saya Gatot Kaca. Tapi, sebenarnya nama artis saya itu Mr. Toca, nama bangsawan saya Tuan Gatot, dan kalo dirumah saya biasa di panggil ”Ujang Entot”. Sekian perkenalan dari saya, mohon maaf bila ada kata – kata yang kurang berkenan. Karna kebenaran hanya milik Tuhan Yang Maha Esa yang menciptakan alam semesta. Wabilahitaufik wal hidaya waridha wal innayah wassalamu ’alaikum warrohmatullahi wabarokatu. Jamaah,, o, jamaah,, alhamdulillah...”
Cinderbully : ”hai penonton! Kembali ke laptop.”
Gatot : ”baik, kita teruskan. Jadi, kenapa kamu bersedih Cinderbully?”

            Gatot pun berusaha menghibur Cindebully agar membuat Cinderbully tertawa. Pada saat itu juga, kedua saudara tirinya mendengar suara berisik dari dalam gudang.

Kakak 1 : ”Ssst... suara siapa itu ?
Kakak 2 : ” itu pasti suara Cinderbully, tapi dia bicara dengan siapa yah? Yuk kita lihat.”
Kakak 1 : ”Cinderbully!!!” (sambil mendobrak pintu) ”apa yang kamu lakukan disini?”
Kakak 2 : ”iyah, kenapa kamu bicara sendiri? Sudah gila kamu, hah? Lihat itu, kerjaan di dapur masih masih banyak.” (menunjuk ke arah dapur)
Cinderbully : (tertunduk) ”baiklah, saya akan segera ke dapur (perlahan Cinderbully berdiri sambil menangis pelan)
Kakak 1 : ”dasar cengeng!” (mendorong Cinderbully hingga jatuh ke lantai)
Kakak 2 : ” iyah, dasar pemalas! Cepat bangun!”
Kakak 1 : ”cepat bangun! Jangan keenakan kamu jadi orang. Masih untung kami tidak laporkan kamu pada mamih.”
Pelayan : (tiba – tiba datang) ”ada apa non ? non tadi manggil saya?
Kakak 2 : ”aduh pak, dari tadi kita gak ada yang panggil bapak tau. Kenapa bapak tiba – tiba muncul ?”
Pelayan : ”apa non? Non minta pacul? Memangnya minta pacul buat apa non?”
kakak 1 : ‘ ah sudahlah, dari pada ngomongin yang gak jelas. Mending buatin kita sesuatu yang enak.’
Pelayan : ‘siap non,, (pergi sambil ngedumel)

            Sementara itu, di kerajaan raja yang ditemani seorang ratu sedang pusing memikirkan pangeran. Karna, raja khawatir terhadap pangeran yang usianya telah dewasa tetapi belum juga memiliki pasangan.

Raja : ”bagaimana ini ? pangeran kini telah dewasa, tapi dia belum juga memiliki pasangan.”
Ratu : ”sudahlah papih, jangan terlalu difikirkan, nanti papi sakit. Mungkin saja ada jalan keluarnya.”
Raja : ”jalan keluar yah. Tapi mamih, jalan keluar apa?”
Ratu : ”emm.. ” (sambil berfikir) o, ya papi. Bagaimana kalau kita mengadakan pesta untuk pangeran dengan mengundang gadis – gadis cantik di seluruh penjuru RT?”
Raja : ”pesta dengan gadis – gadis cantik? Oh, itu ide yang bagus. Kalau begitu, papih sangat setuju. Dan akan menyuruh ajudan untuk membuatkan undangan pesta. Ajudan...” (dengan nada tinggi)
Ajudan : (datang dengan cepat kemudian memberi hormat kepada raja) ” ada apa tuan?”
Raja : ”sekarang juga, buatlah surat pengumuman pesta. Kemudian, sebarkan ke seluruh RT, dan umumkan rencana kita untuk mengadakan sebuah pesta.”
Ajudan : ”baik tuan.” (sambil pergi meninggalkan ruangan).

            Ajudan keliling ke seluruh RT dan sampailah di rumah Cinderbully.

Ajudan : tok... tok... tok...
Ibu : “Iya…!!!” (dengan nada tinggi)
Ajudan : “Permisi, Nyonya.
Saya utusan dari kerajaan untuk menyerahkan surat undangan pesta di kerajaan.”
Ibu : “Pesta???”
Ajudan : “Ya, pesta untuk mencarikan calon istri Pangeran”
Ibu : “Ya, pasti kami datang.”
Ajudan : “Baik, Nyonya. Kalau begitu saya permisi dulu.”

Setelah Ajudan pergi, Ibu langsung menemui kedua anaknya.
Ibu : “Anak-anakku, lihat ini…”
Kakak 1&2 : “Ada apa, Ibu?”
Ibu : “Lihat berita dari prajurit istana. Istana akan membuat pesta untuk Pangeran. Dia ingin mencari pendamping hidupnya. Kalian ingin kan jadi istri Pangeran dan hidup di istana?
Kakak 1 : “Pasti, Bu. Pasti Pangeran akan memilih aku menjadi permaisurinya. Aku akan memakai gaun yang indah dalam pesta itu. Dan pangeran akan memilihku.”
Kakak 2 : “Apa kamu bilang? Kamu akan dipilih jadi permaisuri? Tidak salah? Pasti Pangeran akan memilih aku, karena aku lebih cantik daripada kamu.”
Cinderbully : “Ibu… bolehkah aku ikut ke pesta itu?”
Ibu : “Apa kamu bilang? Kamu pikir kamu siapa? Aku tidak akan mengizinkanmu datang ke pesta itu.” (sambil memandang kedua anaknya)
Cinderbully : “Mengapa, Ibu? Bukankan aku juga anakmu?” (sambil menangis)
Ibu : “Oh… begitu. (sambil memikirkan sesuatu) Baiklah kamu boleh ikut dan datang ke pesta itu. Tapi, kamu harus membersihkan seluruh isi rumah, mencuci baju, mencuci piring, menyapu lantai dan sapu semua halaman rumah, baru kamu boleh pergi ke pesta itu.”
Cinderbully : “Terima kasih, Ibu. Aku akan segera melakukan pekerjaan itu.”

Tetapi dari luar gudang, Ibu mengunci pintu gudang agar Cinderbully tidak bisa datang ke pesta itu. Setelah beberapa saat…
Cinderlelly : “Ibu… Ibu… jangan tinggalkan aku…” (Cinderbully berteriak dan menangis, tapi Ibu tirinya tak mempedulikan)
Gatot : “Oh… putri Cinderbullyku, ada apa gerangan yang membuatmu sedih?”

Cinderbully hanya tersenyum simpul dan menceritakan apa yang terjadi.
Gatot : “Jangan sedih putri… aku akan membantumu keluar dari tempat ini dan bisa pergi ke pesta.”
Cinderbully : “Tetapi bagaimana caranya? Aku saja tidak bisa keluar dari sini. Dan aku tidak punya gaun yang bagus.” (sambil menangis)
Gatot : “Jangan menangis putriku sayang.
Aku pasti akan membantumu.”
Cinderlelly : “Terima kasih, Gatot. Terima kasih.
Aku tidan tahu harus bilang apa .” (menangis terharu)
Gatot : “, sekarang beraksi! ”

            Ujang Entot alias Gatot Kaca membawa sebuah kotak digudang, tempat dimana Cinderbully dikurung. Ujang Entot pun langsung menyihir kotak itu. Tapi sihir pertamanya gagal total, dan langsung mencoba sihir keduanya.

Cinderbully : (membuka kotak sambil mengangkat isi kotaknya) ”loh, kenapa jadi begini?”
Gatot : ”aduh, maafkan aku putri. Biarkan aku mencobanya lagi.” (sambil menyihir kotak) ”silahkan buka putri.”
Cinderbully : ”baiklah aku akan membukanya. (ketika membuka kotak Cinderbully langsung terkesan melihat isi kotak itu) ”waaah... indah sekali gaun ini. Tapi, yakin dengan gaun ini aku bisa pergi ke pesta dansa?”
Gatot :”tentu”
Cinderbully : ”kalau gitu aku ganti baju dulu”
Saat cinderbully sudah mengganti bajunya, gatot terkesan melihat kecantikannya.
Gatot : “Wow… Sempurna!” (kagum) Kamu kelihatan sangat cantik, putri.”
Cinderbully : “Wah… Aku tidak percaya ini semua bisa terjadi. (terkejut)
Terima kasih Gatot.”
Gatot : aku akan mendekatkan istana dengan sihirku, agar kamu hanya perlu berjalan lima langkah ke istana.”

Cinderbully pergi ke istana dengan perasaan senang dan bahagia. Di istana, para tamu undangan sudah berkumpul di tempat dansa. Segera Ibu tiri dan kedua anaknya menghampiri Pangeran.

Ibu : “Pangeran, berdansalah dengan anak-anakku. Mereka begitu cantik dan menawan. Pilihlah salah satu, Pangeran.”
Kakak 1 : “Pilih aku saja, Pangeran. Aku lebih cantik dan pintar menari daripada dia.”
Kakak 2 : “Pangeran tidak akan memilihmu.
Dia pasti lebih memilih aku.”
Kakak 1 : “Tidak. Pangeran pasti memilih aku.”
Kakak 2 : “Pasti memilih aku.”
Kakak 1 : “Pilih aku, Pangeran.”
Kakak 2 : “Pilih aku saja, Pangeran.” (bertengkar)

Pangeran bingung. Tiba-tiba Cinderbully datang dan semua undangan yang tadinya sibuk sendiri mata mereka langsung tertuju pada Cinderbully. Pangeran yang melihat kecantikan Cinderbully langsung jatuh cinta pada pandangan pertama.

Pangeran : “Wahai putri yang sangat cantik. Maukah kau berdansa denganku?
(sambil menjulurkan tangannya)
Cinderbully : (mengangguk, lalu menjalurkan tangannya juga)

saat Pangeran dan Cinderbully sedang berdansa dengan asyiknya tiba tiba lagu romantis berubah menjadi lagu dangdut.

Cinderbully : ”pangeran ,mengapa lagu nya jadi seperti ini.?”
Pangeran :sudah jangan hiraukan lagu ini,Siapa namamu, putri cantik? Darimana kau berasal?(joged dangdut)”
Cinderbully : “Itu tidak penting buatmu.”
Pangeran : “Mengapa tidak penting. Aku ingin tahu namamu. Kau sungguh cantik, Putri. Maukah kamu menjadi pendamping hidupku.”
Cinderbully : “Pendamping hidupmu?”
Pangeran : “Beri tahu dulu siapa namamu?”
Cinderbully : “Namaku Cin…”
Bel berbunyi. Teng… teng…teng…
Cinderbully : “Pangeran aku harus pergi.” (bruk(jatuh))
Pengeran : “Tunggu, Putri…” (sambil memegang sepatu milik Cinderbully)
Cinderbully : “Sepatuku tertinggal.”

Keesokan harinya, Pangeran mengumumkan adanya sayembara ke seluruh RT. Barangsiapa yang dapat pas memakai sepatu ini, maka akan menjadi pendamping Pangeran. Pangeran dan ajudannya mendatangi setiap rumah warga. Tibalah Pangeran dan ajudannya di rumah terakhir. Kedua anak Ibu Tiri menyuruh Cinderbully untuk pergi menembak burung di laut. Tetapi pada intinya menyuruh Cinderbully untuk bersembunyi agar Pangeran dan ajudannya tidak mengetahui adanya Cinderbully.

Tok… tok… tok…
Ibu : “Siapa di sana?”
(terkejut saat membuka pintu, saat melihat siapa yang datang)
Ajudan : “Pangeran akan mencari gadis untuk mencoba sepatu ini. Siapa yang pas memakainya akan menjadi pendamping Pangeran.”
Ibu : “Anak-anakku… ayo kemari. Ada Pangeran di sini. Cepat kalian pakai sepatu ini. Pasti salah satu dari kalian pas dan akan menjadi pendamping Pangeran.”
Kakak 1 : “Apa… Pangeran? Pangeranku…!”
Kakak 2 : “Bukan! Itu Pangeranku…” (menghampiri Pangeran)
Ajudan : “Para putri yang cantik, cobalah sepatu ini.”
Kakak 1 : “Aku akan mencoba duluan.”
Kakak 2 : “Aku dulu…”
Kakak 1 : “Tidak. Aku dulu! Aku yang lebih tua.”
Kakak 2 : “Tidak bisa! Aku dulu!”
Ibu : “Hey… kalian jangan berebut. Aku dulu. Aku juga ingin menjadi permaisuri.”
Kakak 1&2 : “Huuh… Ibu!”
Ibu : ”Aduh, gak muat.”
Kakak 1 : “Aku terlebih dulu. Wah, ternyata kekecilan.”
Kakak 2 : “Sekarang giliran aku.
Pasti muat! Yah, kekecilan juga.”
Pelayan : (menyuguhkan minuman pada pangeran)”ini minumannya tuan”
Pangeran : ”Terimakasih pak untung.”
Kakak 1 : ”aduh, kenapa bisa kekecilan, aku ingin mencoba lagi pasti ada yang mengganjal”
pelayan : ”eiiitsss” (mencegah kakak 1 untuk mengambil sepatu yang di pegang ajudan)
kakak 1 : ”ada apa sih pak?”(kesal)
pelayan : ”maaf non, sepatu ini tidak cocok kaki sebesar non berdua ini, pak ajudan berapa ukuran sepatu itu?”
Ajudan : ”38 pak”
Pelayan : ”sungguh kehormatan bagi saya, bahwa ukuran kaki saya adalah 38, dan ini cocok dengan kaki saya”(mengambil sepatu dari ajudan dan mencobanya)
Ajudan : ”tapi yang pangeran cari adalah seorang gadis.” (mengambil sepatunya kembali dari pelayan).
Pelayan : ”saya juga seorang gadis, belum pernah hamil”
Pangeran : “sudah sudah,Apakah tidak ada orang lain di rumah ini?”

Ibu : “Oh… Pangeran, di rumah ini hanya ada saya, kedua anak saya, pelayan saya dan seorang pembantu.”
Pangeran : “Apakah pembantu itu seorang gadis? Kalau begitu panggil ke sini pembantu itu…”
Ibu : “Tetapi Pangeran… Dia sedang tidak ada di rumah.”

Tiba-tiba Cinderbully muncul dari balik pintu. Pangeran melihat kedatangannya dan semat mata mereka bertemu. Tetapi Cinderbully langsung mengalihkan pandangannya dan pergi.

Pangeran : “Siapa gadis itu?”
Ibu : “Yang mana, Pangeran?” (pura – pura tidak tau).
Pangeran : “Baru saja aku melihatnya.”
Kakak 2 : “Paling Pangeran salah lihat.”
Pangeran : “Cepat, panggil dia kemari!”
Kakak 1 : “Tapi, dia hanya pembantu kusut. Tidak berguna.”
Pangeran : “Cepat!” (dengan nada marah)
Ibu : “Iy…iya, Pangeran. (ketakutan)
Cinderbully…”
(dengan nada tinggi)
Cinderbully : (menghampiri sambil terburu - buru). ”Ada apa bu?”
Pangeran : ”bisakah kamu mencoba sepatu ini?” (sambil menjulurkan sepatu kepada Cinderbully).

Cinderbully pun memasukkan kaki kanannya ke dalam sepatu.
Semua orang yang ada di situ terpana, terkejut, dan tidak percaya. Sepatu itu sangat pas dan sesuai di kaki Cinderbully. Kemudian Cinderbully pun menceritakan kejadian yang sebenarnya. Ia juga menunjukkan sepatu yang satunya kepada pangeran. Pangeran sangat gembira, karena akhirnya ia menemukan cinta sejatinya.

Pangeran : “Maukah kau menjadi istriku?”
Cinderbully : “Tentu saja, Pangeran.”

Dan pada akhirnya Cinderbully dan Pangeran menikah. Kini dia hidup dalam kebahagiaan. Meski demikian, ia tidak lupa pada Ibu dan kedua kakak tirinya. Mereka juga dibawa Cinderbully ke istana. Mereka pun menyadari kesalahannya dan merubah sikapnya terhadap Cinderbully.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar